amis, 2009 Agustus 06
korekan balap mio
Korek mio Soul buat balap 150 cc
Rahasianya,:seting Soul dibuat bermain di rasio kompresi 13,5 : 1.
“Yup. Kompresi itu disesuaikan bahan bakar yang wajib dipakai. Yaitu, Pertamax Plus. Kalau kompresi terlalu tinggi, takutnya malah nggak pas,”.
Untuk menerapkan kompresi ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan Agar mantap bermain di kelas 150 cc, maka harus memakai liner alias boring baru agar bisa pake piston diameter 57,25 mm merek FIM BRT.
Tanpa menaikan langkah piston alias stroke, dengan pakai piston ini saja kapasitas bengkak jadi 148 cc. Mantapnya lagi dengan konfigurasi ini, mesin jadi hampir square tuh.
Pastinya, permainan power bawah dan atas bisa lebih dimaksimalkan lagi tuh. Begitu gas dibuka, tenaga meluncur dari putaran bawah hingga atas secara mulus dan merata.
Balik lagi ke kompresi! Piston yang sudah mengadopsi bentuk dome alias kubah tinggi ini, tak langsung dipasang. Ada penyesuaian yang musti dilakukan.
“Untuk bagian dome dipapas sekitar 1,2 mm. Tujuannya untuk menurunkan kompresi. Kalau tidak, kompresi bisa main di 14 : 1 lebih,” kalau kepala silinder tidak mengalami papasan.
Buat temani gebukan besar dari piston 57,25 mm, klep isap dan buang dipilih ukuran 27 mm (in) dan 23 mm (out). Buat menentukan kapan buka-tutup klep itu, dipercayakan pada noken as Kawahara tipe K2.
“Kem tidak ada yang diubah, langsung pasang aja. Untuk klep in, main di durasi 300º. Sedang out, main di durasi 297º”
Mantab!
DATA MODIFIKASI
CDI : BRT
Karburator : Mikuni 24 mm
Main/pilot jet : 135/25
piston :57,25 mm merek FIM BRT.
noken as : Kawahara tipe K2.
""Arie Ocktane, pembalap tim Conection ini berhasil raih gelar tertinggi kelas 150 cc Open. Tentu di ajang Pertamax Plus BRT Indotire Matic Race & Party (PPBIMRP) 2009 seri II di Bandung, Jawa Barat. Nyabetnya, bersama Yamaha Mio Soul kelir putih yang punya nomor start 234 ini.""
Rahasianya,:seting Soul dibuat bermain di rasio kompresi 13,5 : 1.
“Yup. Kompresi itu disesuaikan bahan bakar yang wajib dipakai. Yaitu, Pertamax Plus. Kalau kompresi terlalu tinggi, takutnya malah nggak pas,”.
Untuk menerapkan kompresi ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan Agar mantap bermain di kelas 150 cc, maka harus memakai liner alias boring baru agar bisa pake piston diameter 57,25 mm merek FIM BRT.
Tanpa menaikan langkah piston alias stroke, dengan pakai piston ini saja kapasitas bengkak jadi 148 cc. Mantapnya lagi dengan konfigurasi ini, mesin jadi hampir square tuh.
Pastinya, permainan power bawah dan atas bisa lebih dimaksimalkan lagi tuh. Begitu gas dibuka, tenaga meluncur dari putaran bawah hingga atas secara mulus dan merata.
Balik lagi ke kompresi! Piston yang sudah mengadopsi bentuk dome alias kubah tinggi ini, tak langsung dipasang. Ada penyesuaian yang musti dilakukan.
“Untuk bagian dome dipapas sekitar 1,2 mm. Tujuannya untuk menurunkan kompresi. Kalau tidak, kompresi bisa main di 14 : 1 lebih,” kalau kepala silinder tidak mengalami papasan.
Buat temani gebukan besar dari piston 57,25 mm, klep isap dan buang dipilih ukuran 27 mm (in) dan 23 mm (out). Buat menentukan kapan buka-tutup klep itu, dipercayakan pada noken as Kawahara tipe K2.
“Kem tidak ada yang diubah, langsung pasang aja. Untuk klep in, main di durasi 300º. Sedang out, main di durasi 297º”
Mantab!
DATA MODIFIKASI
CDI : BRT
Karburator : Mikuni 24 mm
Main/pilot jet : 135/25
piston :57,25 mm merek FIM BRT.
noken as : Kawahara tipe K2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar